Daftar Nababan Tarutung

BORSAK MANGATASI NABABAN

Selamat datang di blog Nababan :"HORAS MARTONGGO TU OPPUNG MULAJADI NABOLON" asa Horas hita....PARTOGI (PARSADAAN TOGA SIHOMBING)dan MARI BERSATU UNTUK MENDUKUNG RENCANA DRS NIKSON NABABAN MAJU DI PILKADA TAPANULI UTARA TAHUN 2013...Tuhan memberkati kita semua.
1. SANDAR NAGODANG NABABAN
2. TUAN SIRUMONGGUR NABABAN

Selasa, 09 November 2010

Aku datang untuk orang berdosa, bukan untuk orang saleh

Apakah Anda pernah berdosa?? Berapa kali sehari? 3 kali sehari, atau malah lebih?? Hari ini Yesus memanggil Matius, si pemungut cukai, menjadi pengikut-Nya. Yesus tidak segan-segan untuk makan bersama dengan para pendosa dan pemungut cukai. Tindakan Yesus itu dinilai merendahkan martabat para rabi dan ahli Taurat dari Kaum Farisi, karena mereka biasanya menghindar untuk makan bersama dengan orang yang mereka anggap berdosa.
“Dosa” menurut kaum Farisi dan ahli Taurat adalah tidak mentaati hukum dan adat istiadat keagamaan Yahudi. Orang yang dapat mentaati hukum itu adalah kalangan terbatas: para rabi, sementara umat tidak mungkin melaksanakan karena keterbatasan pengetahuan ataupun keuangan (untuk biaya membeli bahan persembahan di kenisah sesuai dengan aturan). Mereka membuat aturan dari mencuci tangan dan kaki sebelum makan, sampai soal penghormatan mutlak terhadap Hukum Sabat dengan tidak berbuat apapun juga. Pemungut cukai dianggap orang pendosa berat karena memang kerap kali menarik cukai di luar kewajaran. Namun mengapa Yesus memanggil Matius? Yesus mau menjungkirbalikkan jalan pikiran orang Farisi dan ahli Taurat yang beranggapan bahwa mereka dapat menyelamatkan diri sendiri dari hukuman kekal dengan usahanya sendiri berbuat baik, yakni ketaatan terhadap hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi. Jadi orang yang tidak taat akan mengalami kebinasaan.
Sikap Yesus yang mau makan bersama dengan orang pendosa dan pemungut cuka mengubah radikal jalan pikiran “keselamatan” itu. Keselamatan bukan melulu diusahakan manusia melainkan pertama-tama karunia Allah yang serta merta cuma-cuma. Allah berinisiatif memanggil orang berdosa untuk kembali menjadi anak-Nya. Keselamatan itu buah kasih Allah yang maharahim. Karena itu, yang dimohon dari pihak manusia bukanlah kesombongan: merasa diri menjadi orang saleh, tetapi justru pengakuan sebagai orang berdosa. Bagaikan sebuah botol berisi air keruh, mustahil dapat diisi air jernih kalau tidak dikeluarkan dulu, demikian juga, hati manusia tidak mungkin dimurnikan kalau manusia tidak terbuka untuk dibersihkan hatinya oleh Allah.
Siapakah kita? Kita akan menjadi orang yang mengaku diri yang sakit dan berdosa dan mohon pengampunan, atau mengaku diri orang yang merasa sehat dan saleh sehingga tidak lagi membutuhkan Yesus?

Tuhan Yesus Memberkati.
Baca selengkapnya...